Saudaraku yang aku cintai karena Alloh...
Dari sini cinta bermula dan di telaga kautsar aku dan kalian berjumpa kembali Insha Alloh...
Masha Alloh...
Ikatan cinta dari Iman mampu menyeka kepiluan
umat.
Ukhuwah Indah Menuju Jannah Iyakah...?
( Umar Hidayat, M.Ag. )
"Sungguh tiap mukmin itu bersaudara."Tak usah risau lantaran ukhuwah hanya akibat dar iman.
Karena saat kita melemah, saat keakraban kita merapuh.
Saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan.
Saat kebaikan justru melukai. Sesungguhnya yang rusak bukanlah ukhuwah.
Tapi iman-iman kita sedang sakit. Mari kita waspai jebakan setan hingga melemahkan keimanan
PERSAHABATAN bukanlah pelangi, yang indah hanya sekejap..
PERSAHABATAN bukan pula matahari, yang menemani 1/2 hari..
PERSAHABATAN adalah HATI yang melekat dalam diri & akan ada dalam jiwa.
PERSAHABATAN bukan pula BULAN yang nampak indah hanya saat PURNAMA
Ia seperti UDARA yang kita hirup saat terlelap danterjaga.Aha..
Betapa berbangga hati yang bisa berukhuwah.Tapi ada yang lebih jelita lagi, kita memilikinya
dalam Minhatun Robbaniyyah. Dalam Nikmatun Ilahiyah.
Dalam Quwwatun Imaniyah. Di saat seperti inilah selaksa kerinduan yang tak harap berpisah.
Maka pantas saja Al-Faruq, Umar bin Al Khattab pernah melantunkan kata Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini
kecuali karena tiga hal: keindahan berjihad dijalanNya, repotnya berdiri Qiyamul Lail, dan
indahnya bertemu dengan sahabat lama.Mungkin kisah berikut mampu mengwal perasaan
kita. betapa ukhuwah itu penanda iman kita.
Semenjak wafat Nabi Saw itulah Bilal menyatakan diri tidak akan mengumandangkan adzan lagi.
Ketika Khalifah Abu Bakar Ra. memintanya untuk jadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan
sendu bilal berkata: Biarkan aku jadi muadzin Nabi saja.
Nabi telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.
Abu Bakar Ra. pun tak bisa lagi mendesak Bilal Ra.
untuk kembali mengumandangkan adzan.Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi Saw., terus
mengendap di hati Bilal Ra.Dan kesedihan itu yang mendorongnya
meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal diHoms, Syria.
Lama Bilal Ra tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Nabi Saw hadir dalam mimpi
Bilal, dan menegurnya:
Ya Bilal, wa maa hadzal jafa?
Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku?
Kenapa sampai begini?.
Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah
pada Nabi. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Nabi.
Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Nabi Saw., pada sang kekasih.
Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa,mendekatinya. Keduanya adalah cucunda Nabi Saw.,
Hasan dan Husein.
Sembari mata sembab oleh
tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Nabi Saw itu.
Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal Ra.:
Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami?
Kami ingin mengenang kakek kami. Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang
melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon Bilal untuk mengumandangkan
adzan, meski sekali saja.
Bilal pun memenuhi permintaan itu.Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu
biasa dia adzan pada masa Nabi Saw masih hidup.Mulailah dia mengumandangkan adzan.
Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya,mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitaterhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-
line-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosoknan agung, suara yang begitu dirindukan, itu telah kembali.
Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Madinah pecah oleh
tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.
Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi, Umar bin Khattab yang paling keras
tangisnya.
Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.
Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Nabi Saw.
Hari adzan pertama dan terakhir bagi Bilal Ra. Adzan yang tak bisa dirampungkan .
Bayangkan kita seolah sedang hidup bersama ditengah-tengah mereka.
Hamba-hamba Allah yang selalu terhubung dengan langit dan merasakan indahnya ukhuwah dalam
kebenaran dan kemuliaan.
Maka jika masih ada batas dalam perjalan ukhuwah kita, bisa dipastikan kita telah gagal mengenggam makna ukhuwah yang sebenarnya.
Ada sebuah nasihat dari ibnul Qoyyim Al Jauzi.Ukhuwwah itu hanya sekedar buah dari keimanan
kita kepada Allah.
Jadi jika ukhuwwahnya bermasalah mari kita evaluasi keimanan kita kepada Nya.
Efek dari hubungan baik kita dengan yang ada dilangit secara langsung berefek pada baiknya
keterhububungan kita dengan bumi.
Dalam sebuah kutipan ada yang mengingatkan pada kita
sebesar cintamu pada Allah, sebesar itu pula cinta orang lain kepadamu.
Sebesar ketakutanmu akan murka Allah, sebesar itu pula keseganan orang lain terhadapmu.
Sebesar kesibukanmu pada Allah, sebesar itu pula orang lain sibuk untukmu.
''kutipan Al Mughirah''#
Begitu juga dalam Ayat Al quran.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalahbersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS. AL HUJURAT:10).
Hati yang beriman adalah hati yang jelita disebabkan dalam hati mereka selalu bersambung
dengan Allah dan selalu meneladani rasulullah.
Salim fillah berkata, hati yang jelita itu adalah hati yang selalu mengulurkan rasa cinta pada sesama.
Hati mereka selalu tunduk pada Allah dan rasulullah sehingga mudah tunduk pada ukhuwah meski
dengan berbagai perbedaan yang ada.
Dan rendahkanlah dirimu bila bersama orang mukmin. Kita diminta berendah hati bila kita mau
meneladani rasulullah.
Karena ketika kita merendah kita tak akan mudah terjatuh.
Dan bila sampai terjatuh tak begitu terasa sakit.
berkata Ibnu Abbas r.a. :
�Sesungguhnya amal kebajikan dapat membuat hati bercahaya, muka bersinar, badan kuat, rezki lapang dan menjadikan rasa kecintaan dalam hati manusia.
Sebaliknya, amal keburukan/kejahatan hanya membuat gelapnya hati, hitamnya muka, lemahnya
badan, sempitnya rezki dan menjadikan rasa kebencian di dalam hati manusia.�
Kekuatan hati datang kepada seseorang melalui perantaraan amal shalih. Sedangkan lemahnya hati
datang kepada seseorang karena perbuatan jahat, perbuatan keji dan maksiat.
Oleh karena itu Ahmad bin Hanbal pernah mengatakan kepada seorang penakut demikian :
�Jika hatimu sehat, pasti engkau tidak akan takut.�
Jadi jika hati seseorang sehat, maka ia tidak akan merasa takut kepada seorangpun.
Sebab perbuatan jahat itu bagaikan racun. Ia akan melemahkan hati sebagaimana racun melemahkan
(merusakkan) perut dan usus. Sedangkan kebaikan itu seperti makanan, ia akan menghidupkan hati dan menyinarinya.
Saudaraku yang aku cintai karena Alloh... jika kita merasa takut dg sesuatu yg tidak
semestinya, berarti hati kita sakit .. Secuil harapan Derma dariku yang fakir kepada kalian...
Tidak alasan lagi untukku dan kalian bermuka masam bila memamg ukhuwah ini lahir dari murni
Ke Imanan.
0 Response to "�Sesungguhnya amal kebajikan dapat membuat hati bercahaya, muka bersinar, badan kuat, rezki lapang dan menjadikan rasa kecintaan dalam hati manusia.!!!"
Post a Comment